Fine Graphic

Blog yang memuat berbagai informasi unik dan menarik. Khususnya yang berhubungan dengan Design Graphic.

Headline News

Kamis, 11 April 2019

Pentingnya Silaturahmi



Hi, apa kabar anda hari ini? Pasti sangat baik bukan! Sebelumnya saya ucapkan terimakasih banya masih setia mengunjungi halam blog saya ini. Dalam kesempatan kali ini saya akan membahas sebuah artikel yang berjudul Silaturahim. Artikel ini tentu memiliki ruang lingkup terbatas, agar dapat disajikam dengan ringkas dan jelas. Batasan masalah dari artikel ini adalah sebagai berikut :

- Definisi silaturahim
- Tetangga
- Tujuan silaturahim
- Contoh
- Budaya Mudik

Langsung saja kita menuju ke bagian pertama yaitu Definisi silaturahim.

1. Definisi Silaturahmi

Silaturrahmi atau silaturahim adalah istilah yang cukup akrab dan popular di dalam pergaulan umat Islam sehari-hari, namun pada hakekatnya istilah tersebut merupakan bentukan dari bahasa Arab dari kata silaturrahim, dan istilah silaturrahim ini berasal dari dua kata yakni : Shilah yang berarti hubungan atau sambungan dan rahim yang memiliki arti peranakan.

Silaturahmi adalah tradisi saling mengunjungi atau berkunjung kepada saudara, kerabat, atau sahabat agar hubungan kekeluargaan, kekerabatan, dan persahabatan tidak terputus.

Arti Silaturahmi ( baca silaturahim ) secara umum adalah : Menghubungkan tali kekerabatan, atau menghubungkan kasih sayang dengan cara saling berkunjung terutama terhadap saudara atau anggota keluarga sendiri bahkan terhadap tetangga atau saudara seiman.

Menurut Ibnu Manzhur, “Shilaturrahim merupakan kiasan tentang berbuat baik kepada kerabat yang ada hubungan nasab maupun perkawinan, bersikap sayang dan santun kepada mereka, memperhatikan kondisi mereka, meskipun mereka jauh atau menyakiti. Qath’ur rahim adalah lawan katanya. Seolah-olah dengan berbuat baik kepada mereka hubungan kekerabatan, perkawinan, dan hubungan sah telah terjalin.”

2. Tetangga

Tetangga adalah merupakan orang yang secara fisik paling dekat jaraknya dengan tempat tinggal kita. Dalam tatanan hidup bermasyarakat, tetangga merupakan lingkaran kedua setelah rumah tangga, sehingga corak sosial suatu lingkungan masyarakat sangat diwarnai oleh kehidupan pertetanggaan.

Secara Umum Pengertian tetangga adalah orang atau rumah yang rumahnya berdekatan atau sebelah-menyebelah, orang setangga ialah orang yang tempat tinggalnya (rumahnya) terletak berdekatan.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, tetangga adalah orang yang tinggal disebelah rumah kita, orang yang tinggal berdekatan rumah dengan kita, sedangkan bertetangga adalah hidup berdekatan karena bersebelahan rumah.

Menurut Islam sebagaimana pendapat Aisyah r.a, al-Auza‟i. dan Hasan al-Bisri, bahwa tetangga adalah empat puluh rumah dari setiap penjurunya (empat puluh dari barat rumah kita, empat puluh rumah dari timur rumah kita, empat puluh rumah dari utara rumah kita, empat puluh rumah dari selatan rumah kita).

Menurut Hamzah Ya‟qub tetangga adalah merupakan keluarga yang berdekatan dengan rumah kita Yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam akhlaq. Tetangga merupakan sahabat kita yang paling dekat setelah anggota keluarga kita sendiri. Dialah yang lebih mengetahui suka duka kita dan dialah yang lebih cepat dapat menolong kita jika terjadi kesulitan pada diri kita, dibandingkan dengan keluarga kita yang berjauhan tempat tinggalnya dengan kita.

3. Tujuan Silaturahmi

Silaturahmi artinya tali persahabatan atau tali persaudaraan, sedangkan bersilaturahmi yaitu mengikat tali persahabatan. Jadi, untuk mengikat tali persahabatan itu kapan saja waktunya, dan tidak boleh diputuskan, harus dilanjutkan oleh anak dan keturunannya.

Kita pun sebagai umat Islam telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk menjaga hubungan silaturahmi. Sebagai umat Islam, perintah Allah SWT itu harus dipatuhi. Orang yang mematuhi perintah Allah SWT itu adalah orang yang bertakwa. Takwa artinya terpeliharanya sifat diri untuk tetap taat dan patuh melaksanakan perintah Allah SWT serta menjauhi segala apa yang dilarang-Nya.

Kini dapat kita mengerti, betapa pentingnya silaturahmi dalam Islam. Maka melihat pentingnya silaturahmi tersebut, berikut merupakan 10 manfaat Silaturahmi menurut Abu Laits Samarqandi, yaitu:

1. Mendapatkan ridho dari Allah SWT.
2. Membuat orang yang kita dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, yaitu “Amal yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia.”
3. Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturahmi.
4. Disenangi oleh manusia.
5. Membuat iblis dan setan marah.
6. Memanjangkan usia.
7. Menambah banyak dan berkah rejekinya.
8. Membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin hubungan baik.
9. Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
10. Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka bersilaturahmi) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.

4. Contoh Silaturahmi

Silaturahmi merupakan ibadah yang agung, mudah dan membawa berkah. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkan silaturahmi, diantaranya dengan berziarah, memberi hadiah, memberi nafkah, berlaku lemah-lembut, bermuka manis (senyum), memuliakannya dan semua yang manusia itu menganggapnya silaturahmi.

5. Budaya Mudik

Kata " mudik" dan " lebaran" menjadi dua kata yang sering muncul pada bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Sebenarnya, bagaimana asal muasal dua kata ini?

Mudik

Menurut Guru Besar Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik  Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ibnu Hamad, M.Si, "mudik" berasal dari kata "udik" yang berarti kampung.

Mudik juga diartikan sebagai aktivitas pulang ke kampung halaman.

Ada pula yang menyebut bahwa mudik berasal dari bahasa Jawa Ngoko, yakni ‘mulih dilik’ yang berarti "pulang sebentar".

Sementara, Kamus Bahasa Besar Indonesia (KBBI) mengartikan mudik dengan "ke udik" atau "pulang ke kampung halaman".

Lebaran

Lalu, bagaimana dengan "lebaran"?

Artikel MA Salamun pada tahun 1954 menyebutkan, lebaran dianggap sebagai penanda usainya waktu berpuasa.

Ada pula yang menyebut lebaran berasal dari bahasa Betawi yaitu "lebar" yang berarti luas. Lebaran diartikan sebagai sebuah keleluasaan atau kelegaan hati setelah sebulan berpuasa.

“Lebaran adalah metafora bagi orang saling mengikhkaskan, berlapang dada. Sekaligus metonimi bagi yang merayakan Idul Fitri dengan perasaan yang plong,” kata Ibnu.

Sementara itu, Ahli Bahasa dari Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Zamzani mengatakan, "lebaran" berasal dari bahasa Jawa yakni lebar yang berarti selesai atau usai.

“Lebar artinya 'selesai, usai', seperi pada lebar udan, lebar mangan, lebar subuh, lebar Senin. Lebaran dapat berarti salah satunya melakukan/ merayakan sesuatu saat sudah lebar,” kata Zamzani.

Apa pun versinya, makna mudik dan lebaran sudah disepakati secara umum dalam tatanan bahasa Indonesia.

Mudik berarti pulang ke kampung halaman dan lebaran berarti Hari Raya Idul Fitri.


Dengan demikian bertambah lagi wawasan kita mengenai silaturahim. Hal yang selalu kita lakukan, dan memberi banyak manfaat. Jangan lupa untuk berbagi informasi ini kepada teman-teman yang lain.

Terimakasih.