Masalah menurut pengalaman saya adalah sesuatu yang menghadang yang kita tidak mengerti/mampuh memahaminya. Ada banyak sekali masalah yang timbul selama kita hidup. Mampuh atau tidaknya tergantung bagaimana seseorang menyelesaikan dan memahaminya. Sebut saja salah satu masalah adalah di tempat kerja (bagi yg sudah bekerja).
Dalam keseharian bekerja, tentunya akan dihadapkan pada masalah. Teknis ataupun pribadi. Teknis bisa diselesaikan dgn cara teknis pula, begitu juga masalah pribadi dapat diselesaikan dengan cara pribadi. Seseorang memiliki permasalahan yang unik, ketika dia mampuh secara teoritis namun tidak begitu dalam aplikasinya. Kita harus mengidentifikasi secara menyeluruh, apa penyebab terjadiny masalah pribadi di tempat kerja.
Salah satu masalah yang timbul adalah ketika terjadi ketidakjelasan dalam pembagian tugas. Pembagian tugas ini akan menimbulkan masalah apabila dilakukan secara kelompok. Ketidak terampilan seseorang akan mempengaruhi kinerja orang lain dalam satu kelompok. Walaupun komunikasi adalah solusi, namun tidak selamanya kejujuran akan membuahkan hasil yang memuaskan. Mungkin bagi orang lain iya, namun bagi yang lainnya tidak.
Usia memang tidak bisa menjelaskan tingkat kedewasaan seseorang, namun biasanya orang yang berusia 18 tahun keatas bisa dikatakan orang yang sudah dewasa. Dan mampuh menyelesaikan problem yang ada, baik dengan atau tidak bersumber darinya. Seperti seorang tersangka yang menyewa jasa pengacara untuk menyelesaikan kasus hukumnya.
Dengan demikian, jika seseorang merasa tidak lagi mampuh menyelesaikan masalahnya sendiri, dia akan mencari jalan lain yang dia anggap bisa mengeluarkan dia dari masalah tersebut. Walaupun beberapa orang menganggap itu tidak umum.
Setelah menemukan/identifikasi masalah, tentunya kita bisa menganalisa problem yang ada dan mulai melakukan cara penyelesaiannya. Berdasarkan pengalaman sebelumnya atau dengan teknik Try Error. Yang memiliki resiko masing-masing.
Dibutuhkan waktu untuk proses itu semua, karena kita dituntut untuk bisa secepat mungkin, alhasil upaya yang ditempuh tidak berjalan secara optimal. Kecuali kita beruntung dalam menyimpulkan seperti apa langkah-langkah penyelesaiannya.
Bersikap bijaklah dalam menyimpulkan sesuatu, agar tidak merugikan orang lain. Atau berjiwa ksatria dalam mengakui setiap kekeliruan yang ada.
Setelah identifikasi, analisa, try error, dan pengambilan keputusan. Maka kita telah menempuh jalan dalam penyelesaian masalah. Tentunya tidak ada yang namanya efisiensi 100%, melainkan sebuah pendekatan dengan kadar toleransi penyimpangan yang seminimal mungkin.
Logika sangat dibutuhkan dalam analisis, dan penarikan kesimpulan.
Dengan demikian, tingkat kebenaran yang dihasilkan akan lebih optimal.
Sepintas tulisan mengenai identifikasi masalah. Walaupun singkat, mudah-mudahan bermanfaat dan bisa membangkitkan rasa perhatian kita terhadap ilmu pengetahuan dalam menyelesaikan masalah.
Tamat.