Fine Graphic

Blog yang memuat berbagai informasi unik dan menarik. Khususnya yang berhubungan dengan Design Graphic.

Headline News

Senin, 28 Agustus 2017

Jangan Galau!


Galau? Kenapa harus galau? Padahal itu sangat merugikan kita, menyita banyak waktu berharga, dan menguras energi ke prilaku yang tidak bermanfaat.
Lalu, mengapa orang-orang sering galau? Terutama kalangan remaja. Walaupun orang tua juga tidak lepas dari prilaku galau. Tapi kali ini akan membahas galau dari sudut pandang remaja.
Remaja adalah usia yang rentan terhadap hal-hal seperti itu. Dengan kondisi yang masih labil, mereka sering sekali galau. Penyebab yang paling umum adalah masalah asmara. Ada kisah dimana kejadian yang paling indah adalah masa-masa sekolah. Jadi jangan heran kalau masa remaja itu masa-masa yang paling berkesan.
Tapi dibalik itu ada juga sisi kelam dari masa-masa remaja, saya juga heran kenapa remaja begitu sulit untuk dimengerti. Padahal sudah dijelaskan seperti apa yg seharusnya dilakukan. Kebenaran yang terang-terangan pun sudah ditunjukkan. Namun tetap saja belum mau mengerti. Ternyata mereka cenderung tidak suka diperintah, mereka merasa itu sangat tidak keren, maunya harus dari mereka sendiri.
Ada lagunya kan, walau salah tak perduli, darah muda. Nah.. Ketika problem semakin memuncak, akhirnya mereka tak mampu menerimanya dan berakhir dengan kegalauan. Melampiaskannya ke dalam facebook, dsb.
Kebanyakan orang tidak asik kalau terlihat galau, terlihat murung, cemberut, dsb. Dan orang-orang disekitar juga lama kelamaan akan bosan dengan kegalauannya. Itu yang menyebabkan remaja galau merasa sepi. Dan berujung menurunnya prestasi, bahkan beresiko terjurumus kedalam penyalahgunaan narkoba. Tapi kali ini saya tidak membahas tentang penyalahgunaan narkoba, itu akan dibahas di terbitan lainnya.
Kembali lagi ke hubungan antara galau dan asmara bagi para remaja. Sebenarnya bisa dibilang sederhana, kita tidak harus galau karena masalah itu, atau masalah apapun, kecuali kalau kita tidak mentaati perintah Allah itu wajib galau. Hehe...  Ok, next..
Remaja biasanya berusia antara 14-18 tahun. Masih bersekolah, dan membutuhkan bantuan orangtua secara finansial. Padahal kalau benar-benar dipahami, karena masih dibantu orangtua seharusnya remaja ini bisa lebih fokus terhadap tanggung jawabnya sebagai pelajar, disiplin waktu, jujur, dan empati terhadap orangtua.
Ini tidak terkecuali apakah latar belakang orangtua mereka kaya atau miskin, anak tetap wajib bertanggung jawab.
Contohnya prihal uang sekolah. Karena ada beberapa  kasus  menyelewengkan uang sekolah, atau menambahkan nilai dari yang semestinya. Bukannya sibuk mencari beasiswa malah menggrogoti uang sekolah.
Kalaupun galau, tidak berarti bertindak sesuka hati. Semua berawal dari ketidak pahaman bagimana mengolah masalah. Disinilah initi dari judul tulisan ini saya buat, "Jangan Galau".
Bagaimana kita mengolah permasalahan yang ada, istilah lainnya adalah "Problem Solving".
Berawal dari sebuah kebutuhan, pokok, maupun sekunder. Kita membutuhkan makanan dan sbg, untuk itu semua kita jg butuh modal. Jaman dulu sampai sekarang manusia sudah mengenal sistem pasar. Karena ada beberapa komoditas yang memang dihasilkan dari pihal ke dua atau ketiga. Modal yg di butuhkan didapat dari berbagai cara, biasanya dengan bekerja.
Kita bekerja sudah tentu untuk mendapatkan gaji, atau pendapatan utk biaya hidup. Dalam konteks ini, akan di lihat dari sudut pandang remaja. Remaja juga memiliki kebutuhan selain pokok. Contohnya mereka ingin eksis, ingin punya hp yang bagus, kendaraan yang keren, dsb. Namun jika keinginan itu tdk terpenuhi mereka cenderung kecewa, bagi mereka bahwa keinginan itu masihlah tanggung jawab orang tua. Padahal sebenarnya tidak. Dan tidak semua orang tua akan selalu menuruti keinginan anak, baik dari keluarga yg kaya ataupun miskin. Dengan alasannya masing-masing.
Galau itu lumrah, namun kita mestilah pandai mengontrol dan memperlakukannya. Lihat, jika kita belum bisa mendapatkan semua keinginan dari orang tua, lantas kita kecewa begitu saja. Jangan. Kita diciptakan untuk mampuh membuat karya, apa saja. Kita amati bakat kita, sesuaikan dengan kemampuan alami kita. Nanti setelah itu semua bisa diketahui kita bisa mulai menentukan apa yg kita lakukan untuk mendapatkan keinginan kita.
Contoh, kita hobi engineering disekolah sudah disediakan fasilitas seperti laboratorium, Workshop, dsb. Disana kita latih keterampilan kita, komunikasi dengan guru, mintalah penilaian sebagai evaluasi ketrampilan yang kita miliki. Setelah guru kita memberikan penilaian yang ada, usahakan mendapat penilaian yang baik.
Selanjutnya coba buatlah lamaran kerja, lengkapi semua dokumen penunjang seperti surat lamaran, foto, rekomendasi guru pembimbing, dsb. Minta bantuan orang orang terdekat untuk membuat berkas lamaran secara profesional. Juga komunikasi dengan orang tua. Minta bantuan dana untuk proses mencari kerja tambahan, part time, atau paruh waktu. Ini biasa dilakukan anak-anak yg masih bersekolah. Pekerjaan yang biasa dilakukan adalah bengkel, operator warnet, percetakan, rumah makan, dll.
Untuk masa-masa sekolah, jenis pekerjaan part time cocok sekali, jangan memandang dari jenis pekerjaan, tapi fokus kepada target yang ingin dicapai sehingga ada hasil yang didapatkan. Saya juga yakin, ketika kita sudah melakukan usaha agar target bisa dicapai, orangtua tua pastinya merasa senang, bangga, dan besar kemungkinan untuk membantu kita dalam mewujudkan target tsb. Senang sekali jika barang yang ingin kita beli bisa segera dimiliki.
Selain bekerja, mungkin bagi adik adik yang memiliki bakat, atau nilai akademis yang baik, cobalah lebih aktif lagi. Maksudnya adalah coba untuk mencari info tentang Beasiswa, mulai dari jenis, persyaratan, waktu, dsb. Tanyakanlah kepada guru atau kepala sekolah mengenai peluang beasiswa. Jika sudah mendapatkan informasi, lengkapi lah persyaratan serta dokumen penunjang. Teliti data yang ada, dan gunakan waktu secara efektif. Jangan lupa untuk terus mengupdate perkembangan hasil, dan berdoalah semoga lolos.
Jika sudah memiliki pola pikir yang seperti itu, Insyaallah kamu adalah calon-calon orang yang sukses. Nah.. Sekarang sudah tidak galau lagi kan, selain mendapatkan uang, kita juga dilatih dalam menghadapi persaingan, birokrasi, dan kemandirian.
Cukup segini dulu pembahasan saya mengenai tulisan ini. Update terus pembaharuan di lain kesempatan. Terima kasih sudah berkunjung.
Tamat...