Udara dingin begitu kurasakan pagi itu, memaksaku untuk menarik selimut lebih dari biasanya. Sepintas ku lihat jam di layar telepon cerdas bermerek China pabrikan lokal. Waktu itu pukul 04.27 Wib. Karena pagi masih terlalu dini, bagiku seorang pemuda yang tak muda lagi, membuatku untuk meneruskan rasa malas yang sulit ku buang walau waktu tak mungkin kembali. Kembali ku tidurkan tubuh kurus ini, sembari ku bayangkan apa sih makna hidup ini?
Hampir setiap pagi ku rasakan hal yang sama, tanpa banyak perubahan yang biasa dilakukan bagi mereka yang namanya banyak dijumpai di artikel digital, ya... Para Inventor Masa Kini. Sebut saja Nadiem Makarim, sang creator layanan ojek online, yg merupakan aplikasi fenomenal masa kini.
Hening ku dengar suara seorang wanita, dengan nada semakin dekat sambil berucap, "Dek... Kau ga' kerja lagi?, memanglah kau ini!! Uda permisi kau sama Boss kerja mu??".
Spontan ku menjawab, "Kerja! Masih jam 7, bentar lagi".
Ritme nada yang hampir setiap pagi setia membangunkan aku dari mimpi-mimpi tak berujung, dia lah sosok yang mengingatkan aku pada teori Einstein, "Teori Relatifitas". Jika kerja waktu menjadi lambat, namun saat berpacaran waktu relatif cepat. Dalam hal ini bukan mengenai pacaran, melainkan kasih sayang seorang Ibu yang membuat waktuku dirumah relatif lebih singkat. Hahah.... silahkan beropini sendiri.
Handuk kusam, dengan aroma khas keringatku ku usapkan di seluruh badan, mandi pagi ini berhasil ku kerjakan, setelah beberapa absen. Maklum, lagi demam 2 hari.
Sarapan, minum kopi putih favorite, jadi penutup pagi ini dirumah. Di jalan lagi lagi aku merenung, hal yang selalu mengusik pikiran ku beberapa hari terakhir. Berangkat tidak ya? Hal baru apa nanti yang akan aku dapatkan, hal buruk apa lagi yang belum bisa ku taklukan? Tak terasa, sampai di tempat kerja, sedikit terlambat, tapi tetap tenang, maklum orang tak tau di untung. Heheh....
Aku bekerja di salah satu Percetakan ternama di Kota ku, kerjaan digolongkan normal, bisa menangani pelanggan 5 sampai 7 design. Aku bekerja sebagai Designer Grafis. Kalau kalian belum tau, bahasa lainnya Tukang Setting Spanduk. Aku mulai bekerja di awal tahun 2018.
Aktifitas masih normal, jam 1 istirahat. Tak lama selesai, akhirnya aku memberanikan diri untuk bilang ke Boss Kerjaan, "Bu... Saya Mau Ijin Resign, saya mau Pindah Ke Batam". Saya kira saya bakalan ditahan, eh... ternyata tanpa banyak kata, "Okelah kalau begitu".
1 bulan setelah ijin Resign, akhirnya aku pamit dan bersalaman dengan Boss Kerja yang lama, dan patner kerja yang lain. Ada perasaan seperti sedih, dalam artian tanpa Orang-orang yang ada di sini, aku belum tentu banyak tau tentang dunia percetakan. Harus ku katakan, "Terima kasih Team, Tanpa Kalian Aku Bukanlah Siapa-Siapa". Thanks untuk Team Di Monika, dan Syalom.
Begitulah akhir kisah terakhirku di Tempat kerja lama. Tempat pertama mempunyai karya, yang berdaya jual cukup.
Aku memang tak jarang termenung, memikirkan kisah hidup yang ironis, grafik kebidupan yang fluktuatif. Suka berpindah kerja. Dengan alasannya tersendiri.
Malam membuat waktu semakin sedikit, tak banyak kata malam itu. Gundah, resah, bahagia juga, campur aduk. Tergolong tak jelas juga.
Yang paling aku ingat pesan dari Mamak (Ibu), "Nanti disana harus hemat, kalau bisa jangan cari jodoh orang sana". Reaksiku waktu itu adalah No Komen. Aku malas berdebat khusus malam itu, tapi apa daya, tak terbendung juga. Ku bantah dengan sedemikian rupa. Dengan perasaan berdosa, ku tutup kata kata, "Mak, aku udah dewasa, aku tau mana kekuranganku, kelebihanku, Insya Allah aku ga' kenapa-kenapa!. Sekejab, ku pangkahkan kaki, dan ku coba memanggil rasa kantuk, yang penuh kepalsuan.
........
"Mas penerbangan ini statusnya naik pesawatkan?" Betul Pak, silahkan lewat pintu D, Citilink, Medan - Batam!!.
Mekasih Mas!!
....... Bersambung ........
Hampir setiap pagi ku rasakan hal yang sama, tanpa banyak perubahan yang biasa dilakukan bagi mereka yang namanya banyak dijumpai di artikel digital, ya... Para Inventor Masa Kini. Sebut saja Nadiem Makarim, sang creator layanan ojek online, yg merupakan aplikasi fenomenal masa kini.
Hening ku dengar suara seorang wanita, dengan nada semakin dekat sambil berucap, "Dek... Kau ga' kerja lagi?, memanglah kau ini!! Uda permisi kau sama Boss kerja mu??".
Spontan ku menjawab, "Kerja! Masih jam 7, bentar lagi".
Ritme nada yang hampir setiap pagi setia membangunkan aku dari mimpi-mimpi tak berujung, dia lah sosok yang mengingatkan aku pada teori Einstein, "Teori Relatifitas". Jika kerja waktu menjadi lambat, namun saat berpacaran waktu relatif cepat. Dalam hal ini bukan mengenai pacaran, melainkan kasih sayang seorang Ibu yang membuat waktuku dirumah relatif lebih singkat. Hahah.... silahkan beropini sendiri.
Handuk kusam, dengan aroma khas keringatku ku usapkan di seluruh badan, mandi pagi ini berhasil ku kerjakan, setelah beberapa absen. Maklum, lagi demam 2 hari.
Sarapan, minum kopi putih favorite, jadi penutup pagi ini dirumah. Di jalan lagi lagi aku merenung, hal yang selalu mengusik pikiran ku beberapa hari terakhir. Berangkat tidak ya? Hal baru apa nanti yang akan aku dapatkan, hal buruk apa lagi yang belum bisa ku taklukan? Tak terasa, sampai di tempat kerja, sedikit terlambat, tapi tetap tenang, maklum orang tak tau di untung. Heheh....
Aku bekerja di salah satu Percetakan ternama di Kota ku, kerjaan digolongkan normal, bisa menangani pelanggan 5 sampai 7 design. Aku bekerja sebagai Designer Grafis. Kalau kalian belum tau, bahasa lainnya Tukang Setting Spanduk. Aku mulai bekerja di awal tahun 2018.
Aktifitas masih normal, jam 1 istirahat. Tak lama selesai, akhirnya aku memberanikan diri untuk bilang ke Boss Kerjaan, "Bu... Saya Mau Ijin Resign, saya mau Pindah Ke Batam". Saya kira saya bakalan ditahan, eh... ternyata tanpa banyak kata, "Okelah kalau begitu".
1 bulan setelah ijin Resign, akhirnya aku pamit dan bersalaman dengan Boss Kerja yang lama, dan patner kerja yang lain. Ada perasaan seperti sedih, dalam artian tanpa Orang-orang yang ada di sini, aku belum tentu banyak tau tentang dunia percetakan. Harus ku katakan, "Terima kasih Team, Tanpa Kalian Aku Bukanlah Siapa-Siapa". Thanks untuk Team Di Monika, dan Syalom.
Begitulah akhir kisah terakhirku di Tempat kerja lama. Tempat pertama mempunyai karya, yang berdaya jual cukup.
Aku memang tak jarang termenung, memikirkan kisah hidup yang ironis, grafik kebidupan yang fluktuatif. Suka berpindah kerja. Dengan alasannya tersendiri.
Malam membuat waktu semakin sedikit, tak banyak kata malam itu. Gundah, resah, bahagia juga, campur aduk. Tergolong tak jelas juga.
Yang paling aku ingat pesan dari Mamak (Ibu), "Nanti disana harus hemat, kalau bisa jangan cari jodoh orang sana". Reaksiku waktu itu adalah No Komen. Aku malas berdebat khusus malam itu, tapi apa daya, tak terbendung juga. Ku bantah dengan sedemikian rupa. Dengan perasaan berdosa, ku tutup kata kata, "Mak, aku udah dewasa, aku tau mana kekuranganku, kelebihanku, Insya Allah aku ga' kenapa-kenapa!. Sekejab, ku pangkahkan kaki, dan ku coba memanggil rasa kantuk, yang penuh kepalsuan.
........
"Mas penerbangan ini statusnya naik pesawatkan?" Betul Pak, silahkan lewat pintu D, Citilink, Medan - Batam!!.
Mekasih Mas!!
....... Bersambung ........